Selasa, 27 Mei 2014

Takkan Ada Oshi Yang Lain

Kuingin hembuskan gelisah di dada dengan nafasku, balon yang bulat kulepaskan dari tanganku. Semakin banyak wajah yang bermunculan diranah tempatmu berdiri. Semakin banyak juga pesaingmu yang bisa saja memalingkan mataku dari menatapmu. Menjauhkanku dari mendukungmu. Bahkan.. bisa saja aku menggantikan posisimu dari dalam sini. Menggantikanmu dengan yang jauh lebih sempurna, lebih atraktif, lebih perduli, lebih bisa menunjukan kalau mereka menganggap keberadaanku yang tak terlihat ini ada!

Dan ya. Tidak bisa kusembinyakan kalau aku sempat beberapa kali. Berkali-kali malah. Terjebak dalam wajah-wajah baru tapi belum sampai yang baru banget, dan juga wajah lama itu. Hingga aku bisa menyunggingkan senyum dengan tingkah laku mereka yang kurasa ada yang menarik, yang berhasil membuatku mengesampingkan kamu. Apalagi kamu begitu jarang muncul didunia penghubung kita, sekalinya muncul hanya rindu yang kamu tinggalkan.

Tapi,... Sebanyak wajah baru yang bermunculan atau bahkan wajah lama yang sudah berdiri denganmu dari awal. Yang lebih dari kamu. Yang sempat membuatku tertarik. Dukunganku tidak akan pernah pudar atau bahkan lekang oleh waktu (Lebay dikit!). Dan justru malah ikutan jadi semakin banyak buat kamu. Iya kamu!

Kamu.. yang selalu penuh perjuangan keras disudut panggung impianmu dari saat hari pertama, hingga sekarang usahanya mulai memperlihatkan hasil. Melewati setiap kepedihan dan kehampaan, yang mengisi masa muda kamu. Dan kamu melakukan itu Demi apa? Demi mimpi! Demi impian besar yang selalu kamu lamunkan.

Kamu.. yang begitu kalem adem ayem. Kamu yang tidak banyak tingkah, baik dalam gerakan ataupun kicauan.
Kamu yang.. pendiamnya diam banget tapi sekalinya gerak bikin aku senang sendiri. Berhasil membuatku untuk diam dan terusss mendukungmu mengejar apa yang kamu sebut impian.

Sesekali saat wajahmu muncul dilayar flat itu.

Saat ku fokuskan indera penglihatanku mengikuti gerakanmu, saat itu aku bisa melihat, bagaimana gerakanmu ada jeda tak serempak dengan yang lain. Aku hanya tersenyum dengan bisikan yang tidak perlu kamu tahu.

Saat pendengaranku ku kuatkan mencari suaramu, saat itu aku hanya bisa menikmati diammu sebelum akhirnya kamu bicara karena ada yang memantik agar kamu bicara.

Saat ingin kulihat kamu seperti apa yang selalu mereka ceritakan, disetiap pertemuan kamu dengan mereka diujung sana. Saat itu juga, hanya helaan nafas yang bisa kualunkan karena hal terbatas yang belum bisa kulihat itu hanya akan kamu tunjukan disana. Ditempat sakral, tempat tujuan semua orang yang tidak satu kawasan denganmu ingin bisa dicapai. Dengan menaklukan setiap jarak yang menjadi penghalang agar mereka, termasuk aku bisa menemuimu dan melihat siapa kamu lebih dekat, lebih nyata.

Mengartikanmu dari sedikit waktu yang bisa ku lihat. Dari sedikit gerakan dan suara yang bisa kunikmati. Hanya bisa berkata.. maaf kalau apa yang aku tuliskan itu salah! Karena aku hanya pendukung tak terlihatmu. Hanya orang yang kegirangan sendiri saat tahu kamu ada perform di tv, dan seketika kegiranganku itu lenyap, saat tahu kamu tidak ada dalam jajaran mereka yang di sorot. Disanalah.. adanya jeda rawan untuk pendukung seperti ku bisa berpaling dari mendukungmu.

Meskipun kamu tidak seatraktif mereka di dunia kicauan itu. Aku tahu kamu bukan gak atraktif tapi kamu bingung, iya kan? Soalnya kamu sendiri yang bilang. Dan saat dengar itu.. aku meyakini kalau setidaknya sempat ada nama dan wajahku yang membahasmu, menyapamu, memberikanmu dukungan dan semangat. Pernah kamu lihat meskipun hanya sekelabat, dan pastinya malah lebih banyak tenggelam ditelan kebadaianmu *eh. Aku akan tetap atraktif memperlihatkan dukunganku yang yaaa.. meskipun gak sebanyak dan se wah mereka lainnya, tapi aku pastikan ke-loyalan sikapku tidak akan kalah dari mereka yang sudah dan bahkan sering bertemu denganmu.

Karena mereka yang sudah sering bertemu kamu saja bisa berpaling, gimana aku yang tidak pernah sekalipun bertemu? Mungkin saja, aku akan benar-benar berpaling dari kamu. Saat wajah dan tangan yang lain, yang malah menyambutku hangat.Ketika adanya kesempatan untukku bisa melihat kenyataan dalam ilusiku selama ini.

Meski tidak menutup kemungkinan itu terjadi. Tapi akan ku pastikan dan akan terus ku ulangi.. kalau aku tidak akan berpaling dari mendukungmu, memberikan apa yang bisa aku beri. Kalau perlu, aku akan yakinkan kamu, bahwa tidak akan pernah kubiarkan bersitan dalam dada itu, masuk mengobrak-abrik pertahananku yang akan menyusahkan hati.

Meski sulit menjaga nyala api lilin di saat musim dingin, tidak akan pantang kumenyerah. Karena aku tahu.. tidak ada yang abadi sekalipun musim dingin. Seperti itulah pertahananku. Meski sulit ku menjaga dukungan ini di saat musim gentiga-gentigaan, bahkan saat dulu gendua-genduaan. Tapi nyatanya.. sampai sekarang aku masih ada dalam barisan pendukungmu. Yang kamu sebut teman, yang kamu bilang pembuat warna. Padahal kamu lah yang telah memberikanku warna.

Kamu harus tahu! Tidak akan ada oshi lain selain kamu yang selalu bisa memberi kejutan di setiap waktu, ketika aku bisa melihatmu, dalam media yang selama ini bisa membuatku kukuh dan lebih tegap berdiri dibelakangmu. Karena tidak akan ada yang berpaling darimu jikalau kamu tidak memalingkan lebih dulu wajahmu dari ku, dari kita semua. Jadi kamu gak perlu takut akan adanya palingan dariku atau mungkin yang lainnya.

Kalau toh ada yang sampai berpaling darimu. Kamu harus lihat.. masih ada aku dan kita semua yang yang masih setia di belakangmu. Memberikanmu senyum seperti kamu tersenyum untuk kita. Memberikan lambaiannya seperti kamu melambai pada kita. Memberikan sapaan seperti kamu menyapa kita. Memberikan warna seperti kamu mewarnai kita. Dan untukku pribadi. Selama tidak alasan untuk memalingkan wajah dalam mendukungmu. Maka selama itu jugalah aku akan tetap setia. Meski dalam bayang ribuan orang lainnya, meski tak sempat kumelihatmu secara nyata, meski tak ada guratan waktu yang menandaiku untuk bisa bertegur sapa denganmu, hanya melihatmu dari kejauhan sini.

Dan meski dalam waktu tidak ada yang pasti, kecuali detakkannya yang terus menyeretku untuk melangkah kedepan. Aku... belum ingin dan tidak ingin berpaling dari kamu. Yang sudah dengan gratisnya memberikan warna lain dalam hidupku. Hingga ada satu sudut pandangku yang berubah dalam menatap hidup. Dalam menerjemahkan apa itu impian yang tadinya aku pikir.. orang sepertiku tidaklah pantas untuk bermimpi, untuk mempunyai sebuah impian.

Terakhir.. Kamu pasti tahu kan? Cara memberikan dukungan itu berbeda-beda. Dan inilah caraku memberikanmu dukungan. Tidak banyak materi yang bisa ku keluarkan. Tidak banyak senyum, sapa, salam, juga gerak, tingkah, lampah, yang bisa kuperlihatkan. Karena aku memang tidak terlihat. Bukan dehhh. Karena aku memang.. ya seperti ini! Hanya bisa mengungkap sebatas ungkapan sederhana. Hanya bisa megeluarkan sebatas pengeluaran yang dibatasi. Hanya bisa memberikanmu doa karena tanganku tak bisa meraihmu.

Hanya bisa.. Hanya bisa.. dan Hanya bisa.. mengatakan... Takkan Ada oshi Yang Lain!

2 komentar:

  1. waaaaah oshi ve jugaaa.. kok samaaa... aaarrrggghhhhhhh.... tepatnya oshi baru aku setelah shanju... memang ve itu oshiable banget walau ya gitu deh, tapi dia memang bikin penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yohaa.. ^^ oshi ve yang tak terlihat. Yang keberadaannya seperti angin. Yang jalan pulangnya pun tak searah. Hahaa

      Hapus

Sebuah cerita, penyampai kata tak terucap.